Selasa, 23 Maret 2010

Kecerdasan hati.

Di bawah ini ada kisah yang menarik, mudah2an jadi bahan perenungan.....


Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga
cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh.
Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk
masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia
keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan
dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar
dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia
membersihkan halaman masjid dengan cara itu.Padahal matahari Madura di siang
hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.Banyak
pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid
memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia
ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun
terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia
mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya.
Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian
kasihankepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku
untukmembersihkannya."Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan
dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan
kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan
itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama,
hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh
disebarkan ketika ia masih hidup.Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda
dapat mendengarkan rahasia itu.dari milis tetangga,..   "Saya ini perempuan
bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin
juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat
tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar
daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati,
saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi
bahwa saya membacakan salawat kepadanya."Kisah ini saya dengar dari Kiai
Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua
dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang
tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan
amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran
spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat
bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam
selain Rasululloh saw?

Di kutip dari buku : "Rindu Rosul - Meraih cinta ilahi melalui syafaat Nabi
Saw" hal 31-33Penulis: Jalaluddin Rakhmat,penerbit: Rosda Bandung,
.September 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar