Kamis, 04 Maret 2010

Anggur Emas 1

 

 

Buku 1

ANGGUR  EMAS

Karya: Usdek Emka J.S.

 

        Awal abad delapan belas di lereng gunung Mijil,  hiduplah seorang buyut.   Buyut   Dreyo adalah seorang cucu raja yang sengaja diungsikan di desa.  Kebiasaan demikian memang lazim dilakukan oleh para raja jaman dulu agar bila sewaktu-waktu kerajaan diserang musuh,  masih ada pewaris tahta yang selamat.

Sebagai seorang cucu raja,  buyut Dreyo belajar berbagai ilmu olah kanuragan di saat mudanya.  Selain ilmu kesaktian, ki Buyut juga belajar ilmu agama kepada seorang syech yang dikirim dari istana.

        Di puncak gunung Mijil,  ki Buyut yang telah berusia lanjut itu hanya ditemani oleh tiga orang cucunya yang sekaligus juga murid-muridnya.  Sejak kecil mereka sudah tinggal bersama ki Buyut.  Kini mereka sudah remaja.  Yang tertua bernama Raden Pekik, berusia 12 tahun.  Yang kedua adalah Raden Kusumo,  masih 10 tahun.  Dan yang paling kecil adalah Raden Anindito,  9 tahun.  Mereka saudara sepupu.  Ketiganya adalah putra-putra pangeran yang tinggal di istana.  Tiga murid itu belajar ilmu kesaktian, ilmu kasusastraan, dan ilmu agama sebagai bekal untuk mengabdikan diri pada kerajaan. 

Tiga pangeran cilik itu ternyata murid-murid yang cerdas.  Semua pelajaran yang diberikan ki Buyut diserapnya dengan cepat.  Hal ini membuat hati orang tua itu sangat bergembira.

        Pada suatu malam,  seusai mengajarkan tatasusila bergaul dengan sesama manusia,  ki Buyut mengajak ketiga cucunya ke ruang perpustakaan bawah tanah.

        "Cucuku,   kalian mungkin heran mengapa hari ini aku mengajakmu ke mari.  Sejak kalian dititipkan di Mijil,  baru kali inilah Eyang memberimu kesempatan menengok-nengok ruang perpustakaan ini.  Di ruangan ini banyak hal yang bisa kau pelajari.  Eyang rasa sudah waktunya bagi kalian untuk menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku ini,"  Buyut Dreyo berhenti sejenak [1].

 

__._,_.___

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar