Kamis, 04 Maret 2010

Anggur Emas 2

Buku 1

ANGGUR  EMAS

Karya: Usdek Emka J.S.

 

"Kalian dapat kemari kapan kalian mau. Hari ini ada yang secara khusus akan kutunjukkan pada kalian. Nah,  sekarang marilah ikut Eyang."

        Ki Buyut mengajak ketiga cucunya masuk ke lorong sempit berdinding batu.  Setelah melewati beberapa ruangan dan belokan kecil,  sampailah mereka pada sebuah ruangan berbentuk segi delapan.  Ruangan itu penuh dengan berbagai jenis senjata, seperti pisau belati, pedang,  keris, panah, dan tombak.  Di tengah ruangan ada selembar permadani merah yang penuh dengan hiasan.

        "Coba kalian perhatikan baik-baik ornamen pada permadani itu.  Kalau kalian cermat,  kalian akan menemukan diagram sebuah ruang rahasia dengan lorong-lorong penyelamatnya."

        Ketiga pangeran cilik itu menajamkan penglihatannya. Mereka mencari-cari diagram yang dimaksud Eyang Buyutnya. Benar saja. Mereka melihat tengah karpet merah itu ada gambar gedung besar yang dikelilingi kolam dengan parit-parit kecil menuju ke empat arah. Gedung besar itu sebenarnya adalah penyamaran gunung tempat mereka tinggal sekarang yang dikelilingi tanah pertanian milik penduduk. Adapun empat parit kecil yang mengalir dari kolam ke empat penjuru itu tidak lain adalah lorong-lorong penyelamat.

Mereka melihat ada sungai kecil mengalir ke arah selatan dan berhenti di persawahan di punggung bukit.  Anak sungai yang lain mengalir menuju sebuah danau di kaki bukit.  Anak sungai yang mengalir ke arah timur bertemu dengan sungai besar yang menyatu dengan bengawan Solo. Itulah lorong penyelamat yang berakhir di jalan besar yang menghubungkan kota Surakarta Hadiningrat dengan Ayodyakarta. Anak sungai terakhir mengalir ke utara dan berakir di Kali Pepe, yang tak lain adalah jalan rahasia menuju hutan di pinggir bukit Welirang [2].



__._,_.___

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar