Jumat, 05 Februari 2010

Situ - Noong Situ Kawasan Bogor (2)

04-06-2009 16:25 WIB
Menelisik Situ-Situ yang Hilang di Kota Bogor (2)
Tempat Mandi Suci Raja, Danau Rancamaya Tinggal Kenangan

Danau Rancamaya merupakan salah satu dari 15 danau di Kota Bogor.
Tapi, Danau Rancamaya tinggal kenangan. Danau tersebut kini berubah
menjadi lapangan basket di kawasan perumahan elit Rancamaya.

MENYEBUT nama Rancamaya, akan terbayang suatu bukit nan indah di ujung
Selatan Kota Bogor. Bukit ini telah menjadi kawasan perumahan elit
yang dikelilingi lapangan golf. Pemandangan di bukit ini sangat indah,
sebab kita dapat melihat penjuru kota di berbagai arah. Tak berlebihan
jika menyebut bukit Rancamaya merupakan lokasi nomor satu di Kota
Bogor.

Di sebelah Selatan bukit Rancamaya, terdapat aliran sungai Ciawi yang
tembus ke sungai Ciliwung. Dahulu kala, aliran sungai ini membentuk
danau di Rancamaya. Luasnya sekitar 1000 meter persegi. Kedalamannya
diperkirakan mencapai 2-4 meter. Danau tersebut terletak di sebelah
jembatan Rancamaya dengan jarak sekitar 100 meter dari gerbang
Selatan Rancamaya.

Danau ini memiliki sejarah yang cukup panjang sejak Prabu Haliwungan
(Susuk Tunggal) pada zaman Sunda-Galuh hingga Kerajaan Pajajaran.
Tempat ini merupakan lahan kabuyutan yang memiliki monument alam yang
sangat dihormati rakyat dan resi di zamannya. Ketika kepemimpinan Sri
Baduga Maharaja, tanah Rancamaya dijadikan upacara srada. Sebelum
upacara dimulai, keluarga raja terlebih dahulu mandi suci di Telaga
Renamahawijaya atau Danau Rancamaya. Lokasi tersebut akhirnya
ditetapkan sebagai Situs Badigul.

"Dulu, danau Rancamaya sangat disakralkan, sebab dijadikan tempat
mandi suci para raja," ujar Kabid Kebudayaan Shahlan Rasyidi.

Danau Rancamaya tinggal kenangan. Danau Rancamaya sudah tidak ada,
sehingga keasliannya lenyap. Yang tampak hanya tembok, lapangan, dan
keangkuhan tanpa peduli khazanah sejarah yang pernah dimiliki
Rancamaya yang disucikan.

Danau Rancamaya telah ditimbun dan berubah menjadi lapangan basket.
Lapangan tersebut dikelilingi pohon rindang dan tampak seperti taman.
Di sebelahnya, sungai Ciawi masih megalir, tetapi tak lagi membentuk
danau seperti dulu.

Danau Rancamaya juga meninggalkan cerita mistik. Konon, warga yang
mengambil batu atau merusak danau akan mendapat bencana. "Sesuai
cerita rakyat, ada keluarga yang mengambil batu di danau itu, lalu
memecahkannya. Setelah itu, keluarga tersebut langsung meninggal
beserta anak dan istrinya," tambah Shahlan.

Rancamaya dahulu kala merupakan tanah landai yang basah atau rawa.
Tanah itu kemudian ditimbun Sang Haluwesi sehingga menjadi bukit.
Sesuai naskah, cerita Parahiyangan Galuh, akan hadir di daerah ini
yang bersifat Udubasu (hati sombong), pulunggana (berani tanpa fikir),
Surugana (nafsu tak terkendali) banaspati (pembalasan dengan
kematian). "Rancamaya berarti rawa yang indah. Dahulu, lokasi ini
dijadikan tempat upacara sakral untuk menghormati para raja-raja
terdahulu, seperti raja Tarumanegara, Sunda, hingga Pajajaran," ujar
seniman yang juga tokoh masyarakat Bogor Adenan Taufik (73).(*)
(Muhammad Ridwan)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar