Kamis, 04 Februari 2010

Belajar dari RRC?

Belakangan ini bukan hanya kita yang merasa dipecindangi oleh kekuatan ekonomi RRC, tetapi AS yang adidaya itu pun kewalahan dan terjungkir!

Ja, kita pun mendengar suara: Belajarlah dari RRC!

Let us be serious, sobat sekalian!

Ketika RRC di bawah Deng membuka beberapa Zone Perdagangan Bebas, negerinya sedang menyiapkan perangkat sistem ekonomi yang sama sekali baru. Sistem yang lama kita sudah tahu: Ekonomi Komunis!

Apa yang baru ini?

Syahdan, diundanglah seorang profesor ekonomi Amerika menghadap petinggi RRC.Dia diminta mengajar Ilmu Ekonomi di RRC. Dengan terheran-heran sang profesor menjawab permintaan itu: "Tapi saya tidak tahu apa itu ekonomi sosialis, apa itu ekonomi Komunis, Marxisme, dan semacamnya. Saya hanya punya Ilmu Ekonomi Kapitalis,
ekonomi pasar bebas, itu saja!"

Jawaban petinggi negara RRC itu menambah keheranan sang profesor: "Ilmu ekonomi itulah yang kami minta Anda mengajarkannya di RRC!"

Walhasil sang profesor pun mengajarkan Ilmu Ekonomi Kapitalis itu di Universitas Nanjing, RRC. (Deja Vu? RRC meniru Indonesia! Sebab, Profesor yang mengajar di RRC itu adalah juga yang pernah mengajar di Indonesia!)

Hasilnya? Ya, Anda lihat sendirilah! Pertumbuhan ekonomi melonjak pesat di sana! Bahkan akhirnya berhasil membuat AS terpukul oleh krisis moneter dan ekonomi, bukan? RRC, India, Brazil, Afrika Selatan merupakan kekuatan ekonomi baru di dunia, sekarang!

Kembali ke RRC, karena kita mau belajar dari RRC, bukan?

Kalaun sistem ekonominya berdasarkan sistem pasar bebas atau Kapitalisme Ne-liberal itu, bagaimana dengan sistem politiknya?

Ternyata sistem politiknya masih tetap Komunisme yang tergolong Komunisme itulah: sistem satu partai, tanpa demokrasi dan HAM, alias diktator. Kenapa?

Kalau Kapitalisme menjamin terjadinya pertumbuhan ekonomi, tapi tidak menjamin adanya perangkat sistem pemerataan. Maka sistem politik Sosialisme atau Komunisme diyakini akan memberikan pemerataan.

Karena itulah RRC juga duikenal negeri yang menggunakan dua sistem: sistem ekonomi kapitalis dan sistem politik sosialis/komunis. Kedua sistem yang itulah yang dikawinkan di sana.

Tapi sistem politik seperti di RRC itu tidak pas untuk Indonesia, karena negeri kita menganut Pancasila yang salah satu silanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan juga ada sila yang menjamin demokrasi. Sedangkan sila Keadilan Sosial menuntut adanya pemerataan ekonomi, ada juga Kemanusiaan yang beradab menjamin adanya HAM, bukan? Nah, singkatnya, bagaimana menyusun suatu sistem politik yang sesuai dengan semua sila yang ada di dalam Pancasila itu?

Jadi, kalau RRC berhasil menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan sistem Kapitalisme, muntgkin sekali kita hendaknya mempertahankan sistem ini juga demi pertumbuhan ekonomi! Tapi sistem politik kita tentu saja tidak bisa menyontek dari RRC, karena Komunisme itu tidak bisa cocok dengan Pancasila.

Jadi, pertanyaan kita adalah bagaimana mengawinkan Sistem Ekonomi Kapitalis itu dengan Sistem Politik Pancasila --- begitulah, kalau kita mau belajar dari suksesnya RRC.

Ikra.-
======

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar