Rabu, 19 Mei 2010

Islam Terlambat Masuk di Indonesia.

 

 

Tulisan ringan Caknur berikut ini mengulas ttg Islam Terlambat Masuk di Indonesia.

Wassalam
Alfi Rahmadi
===================================================================================

Imam Ghazali wafat pada tahun 1111 M,
atau empat abad setelah India jatuh ke tangan orang Islam. Sejak abad ke-12 itu
orang-orang Barat sudah mulai berkenalan dengan ilmu pengetahuan Islam meskipun
dengan stigma atau dengan halangan psikologis yang luar biasa karena menganggap
sebagai ilmunya orang-orang kafir. Ini sama dengan orang-orang Islam sekarang
yang sedikit banyak mengidap perasaan anti-Barat. Di situ ada unsur minder yang
kemudian muncul pada sikap-sikap "xenophobia" atau takut akan sesuatu
yang datang dari asing, lalu ditolak. Orang Barat pun begitu. Selama 200 tahun
mereka menolak ilmu pengetahuan yang datang dari Islam. Ia hanya dinikmati oleh
kelompok-kelompok kecil yang dikutuk oleh gereja. Tetapi setelah 200 tahun
lewat, kemudian membutuhkan 200 tahun lagi untuk adaptasi (jadi dari abad ke-12
sampai abad ke-14 menolak, lalu dari abad ke-14 sampai abad ke-16 mulai
menyerap), mereka mulai merasa aman dengan ilmu pengetahuan dari Islam itu. Dan
pada abad ke-16 mereka dengan sepenuhnya menerima ilmu pengetahuan itu dan
kemudian dikembangkan sendiri sehingga mulai abad ke-16 dunia Islam ditinggal,
sampai sekarang.
Jadi
Islam mulai ditinggal oleh Barat pada akhir abad 16 dan awal abad 17. Dan itu
dilambangkan dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511, atau
400 tahun setelah al-Ghazali. Apa arti jatuhnya Malaka ke tangan Portugis itu?
Artinya suatu bastion atau benteng yang kukuh dari peradaban Islam
dengan orientasi ekonominya yang kuat telah hancur. Apa artinya sebuah Malaka
yang luar biasa dari segi ekonomi, jika dari segi etos ilmu pengetahuan sudah
mulai mundur. Padahal Portugis yang adalah bagian dari semenanjung Iberia,
bersama dengan Spanyol, pernah tunduk di bawah kekuasaan Islam. Mereka masih
mewarisi segi-segi yang paling tinggi dari ilmu pengetahuan Islam termasuk
teknologi, dalam hal ini teknologi pelayaran.
Di
Madagaskar, sampai sekarang masih ada yang berbicara dalam bahasa Jawa, karena
dulu memang jajahan Majapahit. Jadi Majapahit menciptakan satu universum,
satu lingkungan hidup, yang lebih kurang sama dengan Indonesia Raya plus
Madagaskar, Thailand, serta sebagian besar dari yang sekarang disebut Malaysia
dan Filipina (minus Jawa Barat, karena Jawa Barat tidak bisa ditaklukkan
Majapahit). Akan tetapi Majapahit yang begitu hebat itu baru berdiri 200 tahun
setelah wafatnya al-Ghazali (1111 M), Majapahit berdiri pada 1297 M.
Apa artinya semua itu? Artinya bahwa
dalam keadaan Indonesia masih dikuasai samasekali oleh Hinduisme baik di Majapahit
maupun di Pajajaran, ternyata ada Islam-Islam yang di pantai; itulah Islam yang
sebetulnya sudah mengalami kemunduran 200 tahun. Islam di Jawa baru berkembang
setelah jatuhnya Majapahit pada tahun 1478 (hampir bersamaan dengan jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis pada 1511). Barulah lahir kerajaan Demak, Pajang, dan
kemudian Cirebon dan Banten, kemudian dari Banten pula terjadi pengislaman di
Jawa Barat.
Ini
artinya lagi bahwa Islam masih relatif sangat baru di Indonesia dibandingkan
dengan India, yaitu terlambat 6, 7, sampai 8 abad. Karena itu di Indonesia
sekarang ini, alhamdulillah, masih mayoritas Muslim. Tetapi kenangan
masa lalu Indonesia selalu Hindu dan Buddha. Maka dari itu objek-objek turisme
di sini juga objek-objek Hindu, seperti Borobudur, Prambanan, Bali, dan
sebagainya. Sementara kalau di India objek turismenya Islam. Itulah sebabnya
setiap kali ada kerinduan pada masa lalu, maka referensinya kepada
Hindu-Buddha. Wujudnya antara lain adalah dalam bahasa Sanskerta, yang sekarang
banyak sekali digunakan untuk nama-nama hadiah seperti Parasamya Purnakarya Nugraha dan sebagainya. termasuk nama-nama
ruang di gedung DPR itu semuanya nama-nama Sanskerta yang sangat artifisial dan
sangat dipaksakan.
Menyebarnya
Islam ke seluruh Asia Tenggara secara ekstensif ialah berkat jatuhnya
Majapahit, dan setelah itu kemudian disusul oleh jatuhnya Malaka ke tangan
Portugis. Jadi ada juga hikmahnya, yaitu bahwa orang-orang Malaka kemudian
menyebar ke seluruh Asia Tenggara dengan membawa bahasanya (Melayu), yang
memperkuat kecenderungan yang sudah ada di mana bahasa Melayu adalah Lingua
Franca di Asia Tenggara, selain juga membawa serta kecakapan-kecakapan
artistik dan dagang. Ini yang menyebabkan mengapa kemudian Melayu menjadi
identik dengan budaya pantai dan budaya dagang. Sebetulnya sebelum itu juga
sudah, yaitu sejak zaman Sriwijaya, Proto-Melayu (maksudnya cikal-bakal bahasa
Melayu) sudah menyebar ke seluruh Asia Tenggara. Bahkan Majapahit itu, meskipun
kerajaan Jawa, tetapi bahasa administrasinya untuk keluar menggunakan bahasa
Melayu. Tetapi kemudian ekspansi atau penyebaran ke Islam ini berbarengan
dengan datangnya orang-orang Barat. Artinya bahwa kalau Islam di Indonesia ini
belum sempat menciptakan peradaban, karena memang faktor kebaruan tadi itu.
Tentu
saja orang Islam bisa membantah, "Masa sih 4 sampai 5 abad itu dibilang
baru?" Ini relatif memang. Tetapi faktor lain yang membuat umat Islam di
Indonesia belum sempat menciptakan peradaban yang berarti ialah karena
persoalan-persoalan yang menyerap hampir seluruh energi. Yaitu, pengabdian yang
dicurahkan untuk berjuang melawan orang-orang Barat, yang muncul dalam semangat
anti kolonialisme dan anti imperialisme. Maka dari itu hampir semua
pemberontakan dipimpin oleh ulama atau sultan. Tetapi harga yang kemudian harus
ditebus ternyata luar biasa mahal. Yaitu, bahwa umat Islam Indonesia selama
ratusan tahun terbiasa hanya berpikir reaktif dan bersikap fight agains,
yakni berjuang untuk melawan, melawan, dan melawan, karena memang kondisinya
seperti itu. Inilah yang menyebabkan mengapa umat Islam sampai sekarang masih
relatif belum sampai kepada sikap fight for. Tetapi tentu saja ada
beberapa perkecualian. Misalnya, masih ada orang-orang Islam yang
berkecenderungan fight for, yaitu mereka yang berusaha membangun
ekonomi.


.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar