Selasa, 25 Mei 2010

Anggur Emas 33

Buku 1

ANGGUR  EMAS

Karya: Usdek Emka J.S.

[33]

"Jangan kawatir den Ayu. Ayahmu sudah tahu perihal timang di sabuk pemuda itu. Ayahmu tak akan membunuhnya. Menurut perkiraanku, ia malah akan membantu menyembuhkan pemuda ini."

"O begitukah?" seru Putri gembira.

"Kurasa begitu. Ayo cepat den Ayu, kita tak punya banyak waktu."

"Mari."

Dengan memanggul tubuh Raden Pekik di pundaknya, ki Mangun membimbing Putri keluar dari gua kecil itu.  Di hadapan Suro Brewok, ki Mangun menurunkan Raden Pekik. Suro Brewok segera memeriksa tubuh yang terbaring itu dengan mata batinnya. Setelah puas, ia segera lemparkan tubuh itu ke udara, yang membuat Putri terpekik kawatir. "Ayah jangan bunuh bocah tengik itu sebelum urusanku dengannya selesai," teriaknya sambil menyongsong tubuh itu di udara.

"Putri-putri, kamu telah dikelabuhi bocah tengik itu mentah-mentah."

"Maksud ayah?" desak Putri sambil menurunkan tubuh Raden Pekik belasan langkah dari ayahnya.

"Coba perhatikan baik-baik," jawab ayahnya sambil mengirimkan pukulan jarak jauh. Pukulan itu mengenai tubuh Raden Pekik, tapi yang dipukul diam saja meski tubuhnya terguling beberapa kali di tanah.

Suro Brewok menambah tenaga pukulannya dan hampir saja melayangkan pukulan itu ketika Putri memaksanya berhenti. "Sudahlah ayah. Kau bisa membunuhnya. Bocah tengik itu belum benar-benar sembuh."

Sang Ayah berhenti. Lalu menghadap ke Raden Pekik.  "Baiklah anak muda. Kau bisa saja mengelabuhi putriku. Tapi kau akan sia-sia saja kalau beranggapan aku pun dapat kau kelabuhi. Bangunlah. Sedikit banyak aku mengenal timang di sabukmu itu."

Mendengar kalimat itu Raden Pekik merasa sia-sia saja untuk meneruskan kepura-puraannya. Ia sadar, orang tua ini tentulah berilmu tinggi. Nyatanya, ia tak berhasil mengelabuhinya meski pun bisa mengecoh Putri dan ki Mangun. Pemuda itu berniat bangun dan menghadapi orang-orang itu secara ksatria ketika tiba-tiba saja terdengar sorak-sorai bergemuruh menuju arahnya.

Rupanya mereka adalah pengikut Suro Brewok tingkat rendahan. Ini bisa dilihat dari senjata yang mereka bawa dan pakaian yang mereka kenakan. Senjatanya golok kasar dan pakaiannya sangat sederhana. Itulah orang-orang yang ia lihat bersama seorang pemuda yang menemui Putri di gua kecilnya. Orang-orang ini datang menghadap Suro Brewok dengan kondisi amat menyedihkan. Hampir semuanya terluka dan beberapa orang harus dipapah untuk berjalan karena lukanya teramat parah. [33]

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar