Selasa, 25 Mei 2010

FW: [alumni-ipb] Anggur Emas 35

Buku 1

ANGGUR  EMAS

Karya: Usdek Emka J.S.

[35]

"Perintah yang diberikan kepada saya tidak pakai syarat seperti itu ki. Saya hanya diperintahkan membawa pulang ki Tumenggung untuk diangkat sebagai panglima pasukan khusus."

        "Kau sudah tahu apa jawabku. Sekarang mau apa?"

        "Sekali lagi maafkan aku ki. Dengan sangat terpaksa aku harus menggunakan kekerasan."

        "Aku sudah siap. Tangkaplah aku kalau kau mampu," tantang Suro Brewok alias Tumenggung Narpati Bowo Leksono.

        Tanpa menunggu perintah, dua orang yang mengapit perwira Mataram itu berloncatan maju, yang segera disambut oleh ki Mangun dan ki Supo.

        "Dasar pemberontak tak tahu diri," umpat kedua pendekar pengiring perwira itu.

        "Dasar penjilat pantat Kumpeni," balas keduanya.

        Ki Supo memilih lawan yang sudah memutih semua rambutnya. Usia mereka kurang lebih seimbang. Ketika lawan membuka serangan ringan, ki Supo berkelit dengan lincahnya. Di masa lalu, ki Supo adalah penasihat Tumenggung Narpati. Mereka masih ada hubungan persaudaraan. Guru Tumenggung Narpati adalah kakak seperguruan ki Supo. Dalam tataran ilmu kanuragan sebenarnya ia berada beberapa tingkat di atas Tumenggung Narpati. Tetapi karena mendapat warisan pusaka perguruan berupa buku yang memapar rahasia ajian Nagapasa, maka ki Tumenggung dapat mengungguli paman gurunya. Buku karya pendiri padepokan itu diberikan kepada ki Tumenggung atas jasanya mengusir Kumpeni dari kotaraja Mataram di jaman Amangkurat I. Pada saat itu, ki Tumenggung masih sangat muda. Namun demikian namanya sudah cukup dikenal di dunia persilatan sebagai pendekar berilmu tinggi yang sangat anti Kumpeni. Dalam perjuangan mengusir Kumpeni itulah ki Tumenggung bertemu Pangeran Nata Kusuma yang segera mengangkatnya menjadi Tumenggung dan tak lama kemudian mereka bergabung dengan Trunojoyo.

        Dalam semua peristiwa penting itu, ki Supo selalu berada di samping Tumenggung Narpati Bowo Leksono, baik sebagai penasihat maupun pelindung. Ki Supo sangat sayang dan bangga kepada murid keponakannya itu. Apalagi mereka juga sama-sama membenci Kumpeni dan anthek-antheknya.  Setelah geger Tegal Arum, mereka harus melakukan penyamaran. Ki Supo berperan sebagai juru masak Suro Brewok supaya tetap bisa melindungi Gemak Seto dengan baik. [35]

__._,_.___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar