Selasa, 25 Mei 2010

Anggur Emas 32

Buku 1

ANGGUR  EMAS

Karya: Usdek Emka J.S.

                            [32]

 Kalau selama ini ia menyingkir ke Alas Roban, ini tidak lain demi masa depan Putri dan Gemak Seto. Ia punya tanggung jawab menjaga keselamatan dua bocah itu, mendidiknya, dan mempersiapkannya keduanya menjadi calon pemimpin.  Sebelum menetap di Alas Roban, Suro Brewok harus berpindah-pindah tempat karena terus diburu oleh para pendekar upahan Sunan Amangkurat II.

Pagi itu, ketika Suro Brewok sedang menikmati ayam panggang yang disiapkan Ki Supo, di tepi Alas Roban terlihat iring-iringan manusia dengan umbul-umbul kebesaran keraton Mataram. Seorang utusan yang ditugasi sebagai pengintai dengan tergopoh-gopoh melapor kepada Suro Brewok.

"Aduh ketiwasan ki. Pasukan Mataram ki. Pasukan Mataram…," lapor utusan itu.

"Ada apa dengan pasukan Mataram?"

"Merrrr…eekkaaa ….merrrr rreeka sudah berada di tepi alas."

"Apa?"

"Benar ki. Ssssssss saya mengenali umbul-umbul kebesaran mereka."

"Brengsek antek-antek Kumpeni. Berapa besar kekuatan mereka?"

"Sssssekitar…lima puluhan ki."

"Hanya lima puluh. Mari kita sambut mereka."

"Di sana apa di sini ki?" tanya ki Supo dengan sabar.

"Kita biarkan mereka masuk perangkap. Di sini saja. Besarkan apimu agar mereka mencium sedapnya bau ayam panggang ini," perintah Suro Brewok. "Kau kembalilah ke tempatmu," perintahnya kepada utusan pengintai.

Sepeninggal utusan pengintai itu, Suro Brewok mengajak ki Mangun dan ki Supo memasuki markas mereka. "Menurutmu apakah Putri dan Gemak Seto perlu dilibatkan dalam penyambutan ini?"

"Menurutku ini kesempatan baik buat mereka untuk menguji kemampuan olah kanuragan mereka. Sebaiknya kita biarkan mereka terlibat," usul ki Mangun.

"Sekalian biar mereka mengenal kejahatan orang-orang Mataram ki," imbuh ki Supo. "Tapi ki…".

"Kenapa?"

"Den bagus Gemak Seto sedang meninggalkan markas."

"Kemana? Ada apa? Kenapa tidak pamit?"

"Kalau tidak salah pergi ke Tegal Arum ki. Ia tampak murung sejak dikalahkan oleh den Ayu Putri. Ia bertanya banyak kepada saya. Dan, saya telah lancang bercerita serba sedikit tentang jati diri den Bagus Gemak."

"Aduh ki Supo. Kenapa kamu tidak sabaran? Mestinya biar aku yang menjelaskan semuanya kepada anak itu."

"Maafkan saya ki."

"Sudahlah. Semua sudah terlanjur. Sekarang mari kita sambut antek-antek Kumpeni itu. Cepat beri tahu Putri agar bisa mempersiapkan diri."

"Sendiko dhawuh ki."

"Kupesan kepadamu. Dampingi anak itu jangan sampai kulitnya tergores. Meski berilmu tinggi, dia masih sangat hijau dalam bertempur."

"Perintahmu akan kulaksanakan," balas ki Mangun lalu menghilang dari depan Suro Brewok menuju gua kecil tempat Putri bermain.

 "Lalu bocah tengik ini bagaimana ki?" tanya Putri kawatir begitu mendengar markasnya akan diserbu pasukan Mataram.

"Aku akan bawa dia kepada ayahmu. Dia tahu apa yang harus dilakukan," jawab ki Mangun sambil memanggul tubuh Raden Pekik.

"Nanti ayah membunuhnya. Ia masih dendam kepada bocah tengik itu." [32]

__._,_.___

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar