Siang ini hanya tercenung di dangau tepi kebunnya yang mosamasai tanamannya dihajar angin dan air hujan terus menerus. Ia bisa merasakan penderitaan tanaman itu seperti merasakan mosakmasiknya zaman sekarang. Ingin banyak yang akan dikerjakan selain berdoa, ingin. Tapi kondisi alam yang akhir2 ini tidak bisa dia pahami tanpa menyalahkan siapa yang harus menanggungnya, semua kalo salah adalah salah kita.
Sambil menunggu hujan deras yang mengguyur sedari tadi, Petani twa itu amburadul dalam pikiran yang menggelayut seperti awan kelabu diatas sana. Sesobek kertas koran dimainkan dengan ujung jari kakinya, beritanya tentang hal yang sangat ekstrim semuanya: ada yang sangat mudah di tebak dna ada yang snagat sulit dimengerti dengan akal tidak waraspun sulit menerimanya. Beratnya sangat carut marut disegala lini kehidupan bahkan seoarang WTS pun yang hidupnya sudah berantakan akan merasa tak tahan menghadapi zaman ini.
Hujan sudah agak mereda, tapi awan kelabu lebih pekat sudah ber arak-arakan menuju ketempatnya, hujan lebih deras akan segera datang dan urusan bertaninya semakin panjang daftarnya untuk difahami. Petani twa itu semakin terjerembab dalam fikiran fikiran yang kadang sangat kelam tapi kadang sanget berbunga bunga, tak ada yang biasa biasa. Pemikiran yang biasa-biasa sudah tidak tempat di bumi ini. Bersyukurlah bahwa dirinya masih merasa waras dan jauh dari kemunafikan yang selama ini menjadi sandang banyak orang.
Berita di secarik koran itu bisa dirasakan tidak seperti yang tertulis dalam angka2 statistiknya orang2 pintar, yang dia tahu adalah bahwa Pemerintah dalam kesulitan ekonomi dan perlu adanya uluran tangan bantuan untuk mengatasinya. Maka keinginan membantu Pemerintah itu ada di hatinya, bukankah setiap warga negara berhak membantu dan mengabdi pada negara ?? Maka sekerenjang pepaya yang ranum dan manis itu akan dia bawa untuk diberikan kepada Pemerintah yang kesulitan dan ekonomi, kesulitan swasembada pangan, kesulitan penegakan hukum dan banyak kesulitan lainnya. Duh, kasihan.
Sekeranjang pepaya ranum dan manis itu akan dipikul ke rumah Pemerintah
Harapannya Pemerintah akan kenyang dan bisa memberikan kepada istri dan anak2nya dengan pangan yang menyehatkan
Tapi, bersama degan derasnya hujan yang menghunjam bumi
Petani twa itu kebingungan, Dimana rumah Pemerintah itu ??
Andaikata ada orang yang mengasih tahu rumah Pemerintahpun, Petani twa itu masih akan bingung
"tok tok tok", adakah Pemerintah di rumah nya ?? adakah ?
(Pakem, 21 Okt 2010)
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar